Semua orang tahu bahwa magnet dibutuhkan pada peralatan elektroakustik seperti speaker, speaker, dan headphone, lalu apa peran magnet pada perangkat elektroakustik? Apa pengaruh kinerja magnet terhadap kualitas keluaran suara? Magnet manakah yang sebaiknya digunakan pada speaker dengan kualitas berbeda?
Datang dan jelajahi speaker dan magnet speaker bersama Anda hari ini.
Komponen inti yang bertanggung jawab dalam menghasilkan suara pada suatu perangkat audio adalah speaker atau biasa disebut dengan speaker. Baik itu stereo atau headphone, komponen kunci ini sangat diperlukan. Speaker adalah sejenis perangkat transduksi yang mengubah sinyal listrik menjadi sinyal akustik. Performa speaker mempunyai pengaruh besar terhadap kualitas suara. Jika Anda ingin memahami magnetisme speaker, pertama-tama Anda harus mulai dengan prinsip bunyi speaker.
Speaker umumnya terdiri dari beberapa komponen utama seperti besi T, magnet, kumparan suara dan diafragma. Kita semua tahu bahwa medan magnet akan dihasilkan pada kawat penghantar, dan kekuatan arus mempengaruhi kekuatan medan magnet (arah medan magnet mengikuti aturan tangan kanan). Medan magnet yang sesuai dihasilkan. Medan magnet ini berinteraksi dengan medan magnet yang dihasilkan oleh magnet pada speaker. Gaya ini menyebabkan kumparan suara bergetar seiring dengan kuatnya arus audio di medan magnet speaker. Diafragma speaker dan kumparan suara dihubungkan bersama. Ketika kumparan suara dan diafragma speaker bergetar bersama untuk mendorong udara di sekitarnya bergetar, speaker menghasilkan suara.
Jika volume magnet dan kumparan suara sama, kinerja magnet berdampak langsung pada kualitas suara speaker:
-Semakin besar rapat fluks magnet (induksi magnet) B pada magnet, maka semakin kuat pula gaya dorong yang bekerja pada membran bunyi.
-Semakin besar kerapatan fluks magnet (induksi magnet) B, semakin besar dayanya, dan semakin tinggi tingkat tekanan suara (sensitivitas) SPL.
Sensitivitas headphone mengacu pada tingkat tekanan suara yang dapat dikeluarkan earphone ketika menunjuk pada gelombang sinus 1mw dan 1khz. Satuan tekanan suara adalah dB (desibel), semakin besar tekanan suara, semakin besar volumenya, sehingga semakin tinggi sensitivitasnya, semakin rendah impedansinya, semakin mudah headphone menghasilkan suara.
-Semakin besar kerapatan fluks magnet (intensitas induksi magnet) B, semakin rendah nilai Q dari faktor kualitas total speaker.
Nilai Q (faktor kualitas) mengacu pada sekelompok parameter koefisien redaman speaker, dimana Qms adalah redaman sistem mekanis, yang mencerminkan penyerapan dan konsumsi energi dalam pergerakan komponen speaker. Qes adalah redaman sistem tenaga, yang terutama tercermin dalam konsumsi daya resistansi DC kumparan suara; Qts adalah redaman total, dan hubungan antara keduanya di atas adalah Qts = Qms * Qes / (Qms + Qes).
-Semakin besar kerapatan fluks magnet (induksi magnet) B, semakin baik transiennya.
Transien dapat dipahami sebagai “respon cepat” terhadap sinyal, Qmsnya relatif tinggi. Earphone dengan respons transien yang baik akan merespons segera setelah sinyal datang, dan sinyal akan berhenti segera setelah berhenti. Misalnya, transisi dari lead ke ansambel paling jelas terlihat pada drum dan simfoni adegan yang lebih besar.
Ada tiga jenis magnet speaker yang ada di pasaran: aluminium nikel kobalt, ferit dan boron besi neodymium. Magnet yang digunakan dalam elektroakustik sebagian besar adalah magnet neodymium dan ferit. Mereka ada dalam berbagai ukuran cincin atau bentuk cakram. NdFeB sering digunakan pada produk kelas atas. Suara yang dihasilkan magnet neodymium memiliki kualitas suara yang sangat baik, elastisitas suara yang baik, performa suara yang baik, dan penentuan posisi bidang suara yang akurat. Mengandalkan kinerja luar biasa dari Honsen Magnetics, boron besi neodymium kecil dan ringan mulai secara bertahap menggantikan ferit besar dan berat.
Alnico adalah magnet paling awal yang digunakan pada speaker, seperti speaker pada tahun 1950an dan 1960an (dikenal sebagai tweeter). Umumnya dibuat menjadi speaker magnet internal (tipe magnet eksternal juga tersedia). Kerugiannya adalah dayanya kecil, rentang frekuensinya sempit, keras dan rapuh, serta pemrosesannya sangat merepotkan. Selain itu, kobalt merupakan sumber daya yang langka, dan harga aluminium kobalt nikel relatif tinggi. Dari segi kinerja biaya, penggunaan aluminium nikel kobalt untuk magnet speaker relatif kecil.
Ferit umumnya dibuat menjadi speaker magnetik eksternal. Kinerja magnet ferit relatif rendah, dan volume tertentu diperlukan untuk memenuhi gaya penggerak speaker. Oleh karena itu, umumnya digunakan untuk speaker audio bervolume lebih besar. Keuntungan ferit adalah murah dan hemat biaya; kekurangannya adalah volumenya besar, dayanya kecil, dan rentang frekuensinya sempit.
Sifat magnetik NdFeB jauh lebih unggul daripada AlNiCo dan ferit dan saat ini merupakan magnet yang paling banyak digunakan pada speaker, terutama speaker kelas atas. Keuntungannya adalah di bawah fluks magnet yang sama, volumenya kecil, dayanya besar, dan rentang frekuensinya lebar. Saat ini, headphone HiFi pada dasarnya menggunakan magnet semacam itu. Kerugiannya adalah karena unsur tanah jarang, harga materialnya lebih tinggi.
Pertama-tama, perlu untuk memperjelas suhu lingkungan tempat speaker bekerja, dan menentukan magnet mana yang harus dipilih sesuai dengan suhu. Magnet yang berbeda memiliki karakteristik ketahanan suhu yang berbeda, dan suhu kerja maksimum yang dapat didukungnya juga berbeda. Ketika suhu lingkungan kerja magnet melebihi suhu kerja maksimum, fenomena seperti redaman kinerja magnetik dan demagnetisasi dapat terjadi, yang secara langsung akan mempengaruhi efek suara speaker.